Bunga tidur malam merekah di bawah lentera rembulan
Kesejukan dalam lembayung sinar membelai syahdu
Gelora sang bayu menyapu dedaunan yang pasrah
Gemerisik bisikan sapuan di antara tanah bebatuan
Di sana gelora jiwa membatin sejenak di angkasa
Dalam awan-awan gelap yang menetap dalam kemahnya
Burung-burung malam duduk di antara pucuk-pucuk jati
Lolongan anjing sahut menyahut mengisi kesepian malam
Adakala gema kendaraan menggaung di antara rerumputan
Bagaikan rintihan di antara udara malam nan sejuk
Harapan demi harapan redup menyala dalam setiap jiwa
Akankah hari esok selembut sutera di malam hari ini
Seakan mata hendak terkatup tatkala secangkir kopi menemani
Rangkaian jemari tak henti menuliskan kata yang tergantung
Bukan lagi otak yang berdenyut seirama gelombang jemariku
Tetapi jiwa yang meluapkan gelora samudera inspirasi malamku
Hendak mencinta dari rak-rak buku yang berjejer di kamar
Nyanyian jangkrik dalam irama mesopiano yang halus
Sehalus air yang mengalir di antara pasir dan bebatuan
Ya, inspirasi terus meluap, semakin tinggi dan tinggi lagi
Maha Pencinta segala makhluk berkarya dalam segalanya
Anugerah besar dari negeri langit yang tak tergapai raga
Jiwa terus menelusuri roda-roda ilahi yang bekerja paksa
Dalam raga fanaku, pada gelora jiwaku yang membatin
Fr. Alexander Fransesco Agnes Ranubaya